Sabtu, 06 Juni 2015

Posted by Aldy Forester | File under : , , ,
Rasanya sudah saatnya kita lebih mewaspadi bahaya gadget dan media sosial bagi keutuhan keluarga.

Pernah lihat sepasang muda-mudi di cafe atau tukang bakso langganan?
Mereka datang berdua, tapi masing-masing hidup dan berada dalam dunianya sendiri. Sang cowok bersibuk ria dengan BBM sementara, Ceweknya tenggelam dalam status update temannya.

Lebih bahayanya lagi, pemandangan seperti itu bukan cuma terjadi di luar rumah dan melanda pasangan-pasangan muda. Budaya seperti itu sudah merayap masuk dalam dinding beton yang bernama rumah tangga.

Sang ayah, sibuk menjawab email dari pelanggan dan rekan kerja. Ibu sibuk berfesbuk atau milih-milih gaun baru dari situs belanja online. Anak sulung sibuk dengan Instagramnya. Dalam situasi begini, yang jadi korban justru Si Kecil yang cuma dapat hardikan, “sana! main video game atau nonton tipi aja! Papa lagi sibuk kerja.”

Kendatipun gadget termasuk  handphone banyak memberikan kemudahan dan manfaat dalam kehidupan manusia, perlu diingat juga,  bahaya gadget dan media sosial ini bisa  terjadi pada siapapun. Apalagi jika kita tidak dapat menggunakanya dengan bijak dan menyimpang, justru akan  jadi kontra produktif dan bisa merusak beberapa sendi kehidupan manusia.

Berikut beberapa dampak negatif  dan bahaya gadget dan media sosial bagi keutuhan keluarga umumnya bagi hubungan dan kehidupan sosial manusia :

Mengacaukan Tujuan Hidup


Fakta yang tak dapat disanggah dalam kehidupan adalah kita hanya sanggup menikmati waktu dan kesempatan yang kita miliki cuma satu kali.  Setelah kesempatan dan waktu tersebut kita gunakan tak akan pernah datang waktu dan kesempatan yang sama. Intinya, usaha apapun yang kita lakukan hari ini baik baik atau buruk, akan memberikan dampak besar bagi kehidupan kita di masa mendatang.

Banyak orang sibuk yang kehilangan kesempatan berharga untuk melewatkan waktu yang berkwalitas dengan keluarganya karena sibuk membuka email untuk menjawab permintaan langganan maupun kolega kantornya. Lebih buruk lagi, jika kesempatan itu cuma dihabiskan untuk main game atau bermedsos, mengesampingkan keluarga yang justru membutuhkan kehadiran kita.

Menciptakan Hubungan Palsu

Ketika kita lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya baik melalui Sosmed, SMS atau Chat, kita akan kehilangan banyak kesempatan untuk mengasah kemampuan berkomunikasi secara langsung di dunia nyata. Hal ini akan jadi penyebab timbulnya stres baik dalam hubungan perseorangan maupun di tempat kerja akibat timbulnya kesalahpahaman karena komunikasi yang tidak nyambung.

Meningkatnya tingkat kegagalan hubungan dan tingkat perceraian yang makin tinggi, yang salah satunya adalah akibat kegagalan membina komunikasi yang efektif termasuk kemampuan membaca bahasa tubuh, gesture dan intonasi suara. Semua komponen komunikasi yang berharga ini tidak akan kita dapatkan dalam komunikasi maya.

Kemampuan untuk bermusyawarah, memberi dan menerima cuma bisa diasah melalui praktek dan latihan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari yang nyata dan tidak dapat diasah lewat handphone atau tekhnologi canggih lainnya.

Penyebab rusaknya hubungan

Keseimbangan antara kehidupan profesional dan kehidupan rumah tangga memegang peran penting bagi utuhnya sebuah hubungan. Ada banyak orang tua, terutama pasangan muda yang menghabiskan waktu lepas kerjanya dengan tenggelam dalam dunia maya. Ayah, sibuk menjawab email kantor, ibu sibuk bermain facebook atau mungkin menyalurkan hobby shoppingnya dengan mengakses situs belanja yang menggoda.

Sang anak yang berusaha meminta perhatian orang tua sekedar ngobrol atau minta bantuan mengerjakan pekerjaan rumah malah terpinggirkan. Diminta nonton TV atau main game. Kebiasaan berulang seperti ini akan menyebabkan renggangnya komunikasi sesama anggota keluarga.

Akibatnya jangka panjang karena gadget dan media sosial ini akan lebih parah, Anak-anak akan melakukan berbagai caran untuk mendapatkan perhatian orang tua. Jika mereka tidak mendapatkan perhatian dengan berlaku manis, mereka akan mencarinya dengan bertingkah naka sekedar mendapatkan perhatian orang tua. Jika kebiasaan ini berlanjut bisa anda bayangkan akibatnya.

Menyebabkan Ketagihan

Jika kita menggunakanya dalam batas kewajaran, memang keberadaan gadget dan media sosia sang membantu dan memudahkan, membuka email dari kolega atau rekan kantor, mencatat sesuatu yang penting, mengabadikan momen-momen indah bersama keluarga atau bisa menemukan dan terhubung kembali dengan teman sekolah dulu.

Meskipun demikian jika kita lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya dan jadi pemisah antara kita dengan keluarga dan teman di dunia nyata, sudah waktunya anda mempertimbangkan untuk menguranginya. Masalahnya waktu yang anda miliki tidak dapat anda gunakan dua, waktu yang kita miliki jika dihitung dengan rata-rata umur manusia adalah 63 tahun atau 550 rbu jam saja.

Padahal sepertiga atau 20 tahun dari waktu kita tersebut kita habiskan untuk tidur, sisanya unutk bekerja dan kegiatan lain seperti makan, tidur, gosok gigi. Lantas berapa banyak lagi waktu tersisa untuk pasangan hidup dan keluarga kita. Intinya, kita harus menjadikan waktu berharga.

SOLUSI

Jika sudah tahu bahaya gadget dan media sosial bagi keutuhan keluarga dampak buruk dan ancam jangka pangjang penggunaan Gadget bagi terhadap pengembangan pribadi dan keluarga, kemudian apa yang harus kita lakukan.

  • Meletakkan batasan waktu penggunaan Gadget anda pada jam atau hari-hari tertentu. Saya sendiri sudah berkomitmen untuk tidak mengaktifkan media sosial pada hari senin sebagai langkah awal, kecuali telephone dan SMS saja
  • Semua langkah dan kebijakan tersebut harus didiskusikan terlebih dahulu dengan pihak terkait seprti kelurga dan rekan-rekan kantor, misalnya cuma menghubungi untuk situasi-situasi darurat tertentu
  • Menjawab email bisnis pada hari kerja berikutnya dengan mengaktifkan auto responder pemberitahuan bahwa email akan dijawab pada hari kerja, kecuali beberapa situasi darurat yang sudah disepakati.
  • Memberitahu nomor rumah atau nomor handphone lain cuma untuk keluarga dan kerabat
  • Rekan-rekan kantor di berikan nomor rumah dengan pesan khusus hanya boleh menghubungi pada situasi-situasi darurat seperti sakit yang serius atau masalah luar biasa di kantor.
  • Berhenti sama sekali menggunakan media sosial. Tetap menggunakan gadget untuk keperluan penting seperti SMS atau menelepon.

Semoga dengan menyadari bahaya gadget dan media sosial bagi keutuhan keluarga ini kita jadi lebih sadar dan mengambil sikap menengah serta hati-hati, sehingga komunikasi antar anggota keluarga bisa lebih intim dan terjaga. Anak-anak bisa bertingkah lebih baik. Prestasi sekolahnya meningkat karena orangtua punya lebih banyak waktu untuk mereka, bermain bersama, ngobrol, dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah.
 
Sumber : Gayagadgets
Posted by Aldy Forester | File under : , ,
Sepuluh tahun yang lalu, dunia internet sedang ngetrend dengan istilah chating. Istilah ini biasanya mengacu pada aktivitas mengobrol di dunia maya menggunakan program chating yang ramai pada tahun-tahun itu. Kemudian muncul situs jejaring sosial yang cukup fenomenal waktu itu, Friendster. Friendster ternyata tidak bertahan lama, kemunculan Facebook membuat pamor Friendster menurun. Hal ini diduga karena situs yang mulai beroperasi pada tahun 2004 itu melakukan inovasi dengan menggabungkan konsep jejaring sosial dan chating. Facebook kemudian menjadi semakin populer. Semakin berjalan waktu, Facebook dirasa memiliki kecendurungan adiktif bagi penggunanya. Pengguna seolah-olah tidak sadar akan dampak negatif facebook bagi kehidupan sosial mereka.
Facebook sendiri mulai ramai di Indonesia sekitar tahun 2008. Seiring perkembangannya, Facebook telah menjelma menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Facebook menghubungkan semua jaringan yang dikenal. Teman lama, kawan kerja sampai teman yang sulit dihubungi dapat kembali berkumpul di situs jejaring sosial ini. Sayangnya di balik nilai plusnya itu, Facebook tetap memiliki sisi negatifnya. Ada beberapa dampak negatif Facebook yang sering terjadi. Pengetahuan orang-orang akan dampak negatif Facebook ini juga sangat minim. lantas apa sajakah dampak-dampaknya itu?

Masalah Sosial
Dampak negatif Facebook yang paling umum adalah permasalahan sosial bagi si pecandu. Sifatnya yang adiktif membuat orang kadang lupa dengan kehidupan yang sebenarnya, kehidupan di sekelilingnya. Contohnya saja, dapat ditemui di tempat keramaian, sekolah, angkutan umum, dan sebagainya, ada orang yang tampak lebih asyik dengan gadget-nya. Bisa saja orang tersebut sedang update status dan saling komentar tanpa mempedulikan lingkungan di sekitarnya. Tentu ini akan mengurangi kemampuan interaksi sosial si orang tersebut. apalagi tidak sedikit ditemui bahwa anak-anak sekarang lebih asyik bermain Facebook dibandingkan ia bermain petak umpat di luar. Tentu hal ini cukup mengganggu bagi perkembangan anak dalam perkembangan sosialnya.
Masalah sosial lain yang ditimbulkan oleh dampak negatif Facebook adalah masalah yang menyangkut orang banyak Di Facebook, siapapun dapat menulis tentang apapun. Bagi perusahaan komersil, Facebook mungkin jadi sarana dalam mempromosikan produk/jasanya. Hanya sayang, bebasnya menulis status itu bisa menimbulkan masalah-masalah yang ujung-ujungnya harus berhadapan dengan hukum. Tentu masih ingat ketika di Facebook muncul Gerakan Koin Peduli. Gerakan tersebut ditujukan untuk membela seseorang yang karena hanya nama baik sebuah instansi berimbas pada penuntutan uang yang jumlahnya sangat besar. Tidak lama kemudian muncul seorang polisi di Sumetera Utara yang menulis status bahwa polisi tidak butuh masyarakat. Karena statusnya ini, banyak masyarakat yang sakit hati dan ramai-ramai mencaci polisi tersebut.

Masalah Kesehatan
Kesehatan adalah hal penting, sehat itu mahal, sehatlah sebelum sakit. Kedua kalimat yang umum didengar. Lantas apa hubungannya dengan facebook? Kesehatan bisa menjadi faktor dari dampak negatif Facebook. Duduk berlama-lama memperhatikan beranda Facebook, memberi jempol pada status yang dirasa bagus serta mengunggah foto-foto adalah kegiatan rutin para pemakai Facebook. Memang ada beberapa pengguna Facebook yang pasif tapi tidak sedikit pula yang sampai betah seharian berada pada kondisi “dalam keadaan jaringan”. Kegiatan semacam itu tentu tidak baik dan sangat mengganggu kesehatan. Banyak ahli berpendapat bahwa akhir-akhir ini, masalah kesehatan semacam obesitas, gangguan pencernaan, serta menurunnya kualitas penglihatan disebabkan karena kegiatan bermain komputer yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan kegiatan berolahraga.
Masalah Keluarga
Banyak sekali permasalahan keluarga timbul karena jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckeberg ini. Dampak negatif Facebook yang mempengaruhi masalah keluarga terhitung kompleks. Saling tidak percaya antar hubungan suami istri, renggangnya hubungan orang tua dan anak, serta ikatan adik dan kakak yang saling tidak peduli, merupakan efek-efek kecil dari kecanduan bermain Facebook. Bahkan dampak negatif Facebook ini bisa menyebabkan perceraian. Tidak adanya saling percaya, bertemu kembali teman masa kecil yang disuka, atau tergoda orang yang baru dikenal bisa menjadi pemantik hubungan yang berakhir di pengadilan. Tentu hal ini sangat tidak baik apalagi di negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai pernikahan seperti di Indonesia.

Masalah Pekerjaan/Tugas
Dampak negatif facebook yang paling berbahaya adalah ketika Facebook sudah meracuni penggunannya untuk terus selalu online dan melupakan tugas utama. Bagi para pelajar, situs jejaring sosial yang kisahnya pernah difilmkan ini terasa lebih menyenangkan dibandingkan mengerjakan tugas atau membaca buku. Bagi para pekerja atupun para profesional, Facebook tentu mempengaruhi kinerja perusahaan. Bahkan di beberapa perusahaan, ada yang dengan sengaja memblokir situs facebook agar karyawannya tetap fokus bekerja. Tentu hal tersebut sangat wajar, Facebook cenderung mengganggu produktivitas bekerja dibandingkan hiburan semata. .
Facebook memang dapat membantu dalam menghubungkan pertemanan. Facebook juga membantu interaksi dari dua tempat yang sangat berjauhan, tapi harus juga waspada dampak negatif facebook bagi diri kita sendiri ataupun orang-orang di sekitar kita. Tentu untuk menghindari dampak itu, adalah dengan cara mengatur waktu yang baik dan mengurangi kegiatan bermain facebook.
Untuk itu, memilih jejaring sosial yang baik merupakan langkah penting yang harus Anda lakukan, terutama bagi Anda yang ingin tetap produktif. Pilihlah jejaring sosial yang pintar, tidak hanya pintar mengumbar status tetapi juga mendorong anggotanya untuk lebih smart dan produktif.

Dampak penggunaan media Sosial Facebook yang saya tuliskan diatas sebenarnya dapat diatasi. Tergantung kita sebagai penggunanya dalam memanfaatkan media sosial tersebut.
Pada saat saya menulis ini, saya sendiri sudah menonaktifkan beberapa akun media sosial saya. Tapi bukan berarti sy mengajak untuk mengikuti saya, hehe.....

Sumber : Abu Rizal Al Khayr